PACARAN
1.
Pengertian Pacaran

Berpacaran adalah tempat dimana pria dan wanita saling
belajar untuk mengenal, memahami, dan saling menerima keberadaan orang lain
yang dalam hal ini akan menjadi pasangan hidupnya. Namun diakhir-akhir
ini ini, berpacaran, yang
sebenarya merupakan tempat dimana pria dan wanita saling belajar untuk
mengenal, memahami, dan saling menerima, kini telah beruba menjadi tempat untuk
kepuasan gender.
Beberap orang mendefenisikan berpacaran adalah suatu kegiatan
yang indah namun tidak ada artinya. Ada pula yang mendefinisakan sebagai tempat
untuk berhura-hura. Dan ada juga yang
mendefinisikannya segai tempat untuk siling mengungkapkan isi hati.
Banyak remaja maupun
orang dewasa yang salah memahami arti dan tujuan dari pacaran itu sendiri. Sehingga
acara cium-ciuman, peluk-pelukan, tidur bersama, bagi remaja, pemuda dan
orang dewasa dalam berpacaran, tidak diherankan lagi.
Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa mereka saling
mengasihi, tanpa mereka sadari bahwa hal itu tidak wajar dimasa berpacaran.,,.
Lalu dengan cara yang bagaimana kita mewujudkan kasih sayang dalam berpacaran?
pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat berarti yang perlu dipahami
dengan benar dan jelas. Sebagai bukti bahwa kita sayang atau cinta terhadap
pacar kita adalah bagaimana kita bisa memberikan perhatian, pengertian, dan mau
menerima dia apa adanya.
Sayang bukan berarti peluk, sayang buakan berarti cium dan
sayang juga bukan berarti harus tidur bersama. Adalah suatu kesalahan yang
besar, bagi mereka yang menunjukan kasih sayangnya kepada pacarnya dengan
ciuman, pelukan, dan atau tidur bersama, karena yang sesunggauhnya itu semua
adalah hanya untuk kepuasan gender. Pacaran ada batasnya, pacaran berbeda
dengan tunangan, pacaran juga berbeda dengan pernikahan. Jadikalah orang yang
kau cium, kau peluk, dan atau tidur bersama itu menjadi orang yang pertama dan
yang terakhir. Oleh sebab itu hal tersebut baru bisa dilakukan ketika sudah
masuk dalam pertunangan atau pernikahan, sebagai wujud kasih sayang dan
untuk menjalin hubungan yang harmonis didalam keluarga.
a. Gonta
ganti pacar
Penulis mengakui bahwa tidak salah jika
seorang Perempuan dan atau laki-laki selalu gonta-ganti pacar, karena “Masa
pacaran adalah masa bebas bertanggung jawab”. Dalam hal ini adalah bebas untuk
gonta-ganti pasangan dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Karena masa pacaran merupakan masa seleksi.
Setiap orang mulai menyeleksi dan menentukan siapa yang
cocok untuk dijadikan pasangan hidupnya. Orang yang selalu gonta-ganti pacar
adalah orang yang kreatif, karena ia selalu ingin mencari tahu yang baru. gonta
ganti pacar tidak salah, tetapi akan menjadi suatu kesalahan besar apabila ia
tidak bisa gonta-ganti pacar. gonta-ganti pacar bukan berarti tidak mencintai
atau tidak sayang, tetapi apakah dia nyaman atau tidak? Jika ia nyaman
adalah baik untuk dipertahankan, tetapi jika tidak, maka ia harus menyeleksi
lagi, atau mempertimbangkannya lagi. sebab jika ia tidak menyeleksi lalu ia
terlanjur untuk memaksakan hatinya untuk mencintai orang yang sebenarnya tidak
mencintai dirinya, maka sama halnya dengan ia merencanakan suatu kegagalan
dikemudian hari ketika berkeluarga.
b. Menghadapi orang yang terlanjur dicintai
Banyak orang yang menyesal ketika mencintai seseorang, yang
menurutnya cocok untuk dijadikan pasangannya, tetapi dikemudian hari ternyata
orang yang dicintai, berbeda dengan apa yang dia harapkan. kalau sudah seperti
ini, langkah apa yang harus dilakukan?. Dalam menghadapi kasus seperti ini,
sangat tidak dianjurkan untuk menghindar tapi yang harus dilakukan adalah
bagaimana kita menghadapinya. Lalu bagai mana cara yang harus dilakukan?
Berikut ini akan dianjurkan bagaimana caranya dalam
menghadapi hal tersebut.
·
Berusaha Untuk Menyesuaikan (menikmati).
Cara ini hanya dapat dilakukan apa bila “korban” tidak bisa
menghilangkan rasa cintanya pada yang telah menyakiti hatinya. Kasih sayang
akan muncul dengan sendiri didalam diri mereka jika kita menikmati dengan
kesabaran terhadap apa yang telah diperbuat pada diri kita. Cara ini harus
dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan menjaga batas, sebab kesabaran yang
berlebihan, akan membuat mereka merasa bahwa kita bergantung pada mereka dan
membuat mereka semakin sombong.
·
Mencoba untuk sedikit Cuek (bukan
meninggalkan)
Cara ini
dilakukan apa bila “korban” dicuekin.Karena yang sebenarnya orang yang seperti
itu membohongi dirinya sendiri. Dia sebenarnya juga sayang kepada “korban” yang
ia sakiti. Dengan sedikit cuek, maka dia akan sadar, dan merasa bahwa dirinya
telah ditinggalkan. Sikorban tidak bisa terlalu berani melakukan cara ini, jika
sikorban masi mencintai dia yang telah menyakitinya, sebab besar kemungkinan
akan menyebabkan hubungan semakin suram.
·
Berusaha Untuk Tidak Menantang
Cara ini dapat
dipakai oleh “korban” disegalah situasi. Cara ini bukan hanya dilakukan dikalah
orang yang dicintai mulai marah, tetapi juga dilakukan disaat orang yang
dicintai dalam keadaan tenang. Setiap orang yang dalam keadaan emosi , ia tidak
terkontrol oleh apa yang akan ia lakukan, oleh sebab itu dianjurkan untuk tidak
mengeluarkan kata-kata ataupun melakukan gerakan tubuh yang menyebabkan emosi
semakin parah.
Jarang
sekali ada orang tua yang mengakui pilihan anaknya, sehingga, para orang tua
sering tidak setuju dengan pilihan anaknya. Bahkan adapula orang
tua yang menjodoh-jodohkan anaknya kepada orang yang menurut orang tua itu baik
tanpa memikirkan efeknya. Kasus yang seperti ini, adalah kasus yang suda tidak
asing lagi.
Banyak pemuda dan remaja, mengaku stres dengan perlakuan
orang tua yang sering memaksakan kehendak. sehingga ada yang lari dari
rumah, kawin lari, tidak mau makan, kurung diri didalam kamar, dan bahkan ada
yang bunuh diri.
Berbagai kasus diatas, sebagai anak muda dan remaja, harus
mendapat perhatian yang penuh dari orang tua, masyarakat dan bahkan pemerintah.
Sebagai anak, tidak salah untuk mendengar kata orang tua serta melakukannya,
tetapi adalah sesuatu kesalahan yang besar jika seorang anak tidak
mendengarkan kata-kata orang tua, apalagi memberontak. Tidak salah pula
orang tua mendengarkan dan mengabulkan permintaan anaknya. dengan sikap yang
demokratis seperti ini, diharapkan anak dan orang tua tidak bersikap angku,
karena keangkuhan itu membuat hubungan orang tua dan anak menjadi rusak.
Jika pilihan anak tidak disetujui orang tua, anak tidak bisa
memaksakan keinginannya untuk disetujui oleh orang tua. begitu juga dengan
orang tua. Orang tua tidak bisa memaksakan kemauannya kepada anaknya. Sang anak
harus berdiskusi dulu dengan orang tua, mengapa orang tua tidak setuju. Sebab
mungkin saja, orang tua punya pengalaman pahit dengan orang tua dari orang yang
dicintai, atau mungkin saja karena masih ada hubungan saudara, dan atau mungkin
saja orang tua tidak suka dengan orang tua dari yang dicintai. Kalau memang hal
tersebut diatas benar, anak seharusnya mempertimbangkan kembali, sebab
keharmonisan sangat tidak menjanjikan jika orang yang dicintai, ternyata tidak
disukai oleh orang tua. jangan paksakan jika tidak rela kehilangan orang tua,
tetapi tidaklah salah untuk terus mencintainya dan berusaha untuk tidak membuat
orang tua sakit hati. Ajaklah orang yang dicintai untuk menunjukan pada orang
tua mu bahwa orang tua mu dicintai oleh orang yang kamu cintai. Maka besar
kemungkinan orang tua mu akan berubah karena budi baik itu.
d. Menghadapi
Orang yang Ingin Memutuskan hubungan Cinta
Kasus ini merupakan dinamika dan warna-warni dalam memasuki
dunia cinta. Kekecewaan sudah
pasti terjadi, tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa dengan kejadian yang
seperti ini sebenarnya orang yang dicintai ini mengurangi beban orang yang
mencintainya. Karena dengan begini, pertanyaan yang sering muncul didalam hati
telah terungkap. berusahalah untuk menerima kenyataan ini dan menikmatinya.
Belajarlah untuk tidak memaksakan orang yang dicintai yang
telah memutuskan hubungan cinta untuk melanjutkanya lagi. karena cinta tak
mungkin berjalan mulus jika ada luka yang membekas, tetapi tidaklah salah untuk
bertanya mengapa hal ini harus terjadi, dan kalau masi bisa
diperbaiki, adalah sesuatu yang sangat baik untuk dibina lagi dan
melanjutkan hubungan yang sebelumnya sempat rusak.
e. Bagaimana memilih orang yang patut kita
Cintai

Sering dalam pacaran seorang cowo dan atau seorang cewe berkata ‘aku
tidak bisa berbuat apa-apa, jika kau tak ada disisiku. Aku menjadi lemah karena
selalu mengingatmu’. Dengan pernyataan ini, penulis tegaskan bahwa ini bukan
orang yang baik untuk dipilih. Orang semacam ini kelak akan menyiksa kita
karena ia akan menjadi orang yang manja
dan ingin dimanjakan. Pilihlah dia yang ketika lama berpisah, dia akan berkata “aku
menjadi sangat semangat dalam bekerja jika aku teringat dirimu”, “aku ingin
menjadi orang yang terbaik dan membuktikan pada orang tuamu bahwa aku layak
untukmu”. Pengorbanan yang seperti inilah yang patut kita pilih. tepai lebih
banyak berhati-hati sebab terlalu banyak
pendusta dalam berpacaran terutama seorang cowo. Sebab seorang cowo cenderung
berkata bohong daripada harus jujur.
Tips selanjutnya, tanyakanlah pada orang yang kamu cintai itu “jika
seandainya diriku bermasalah dengan orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?,
dan siapan yang akan kamu dukung?” jika
dia memilih untuk mendukung orangtuanya, ini berat untuk diterima. Penulis sangat
tidak sarankan untuk menerima orang yang seperti ini. Tetapi bukan berarti
bahwa penulis mengajak anda untuk membenci orang tuamu. Tetapi yang terpenting
adalah dalam pasangan itu haruslah saling mendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar