BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya
Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa pada era 1970-an. Salah satu tokohnya :
Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management,
Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi
Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Organisai pada berbagai perusahaan
di Amerika dan Eropa.
Di Indonesia Budaya Organisai mulai
dikenal pada tahun 80 - 90-an, saat banyak dibicarakan tentang konflik budaya,
bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Bersamaan dengan itu para akademisi
mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum berbagai pendidikan
formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih mengembangkan “Budaya Organisasi” adalah Prof Dr.
Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.
Stinger (Wirawan, 2007) mendefinisikan bahwa iklim
organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya
motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat
dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota
organisasi. Tagiuri dan Litwin mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan
kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung,
dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku mereka serta dapat
dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat organisasi.
B.
Konsep
yang akan dibahas
Ø Pengertian Budaya dan Budaya
Organisasi
Ø Pengertian iklim dan Iklim Organisasi
Ø Pengertia
Organisasi
Ø Aspek
aspek dan factor-faktor penyebab, serta
Ø Keterkaitan
antara Iklim Organisasi dan Budaya Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Budaya
Budaya
dalam suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang
dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di dalamnya
dan mengerahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang ambigu
(Turner, 1994). Pengertian ini memberi
dasar pemikiran bahwa setiap individu
yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja
yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Pandangan
para Ahli tentang Budaya
Ø Deal dan Kennedy (1982) mengatakan bahwa
budaya pada hakekatnya merupakan pola yang terintegrasi dari perilaku manusia
yang mencakup pikiran, ucapan, tindakan, artifak-artifak dan bergantung pada
kapasitas manusia untuk belajar dan mentransmigrasikannya bagi keberhasilan
generasi yang ada. Dari pengertian ini dapat ditangkap bahwa budaya organisasi
tidak bisa begitu saja ditangkap dan dilihat oleh orang luar, namun dapat
dipahami dan dirasakan melalui perilaku-perilaku anggotanya serta nilai-nilai
yang mereka anut.
Ø Taliziduhu Ndraha dalam bukunya
Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai
berikut :
Ø Edward Burnett Culture or
civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex whole which
includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other capabilities
and habits acquired by men as a member of society. Budaya mempunyai pengertian
teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni,
moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
didapat sebagai anggoa masyarakat.
Ø Vijay Sathe Culture is the set of
important assumption (opten unstated) that members of a community share in
common. (Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota
masyarakat).
Ø Edgar H. Schein : Budaya adalah
suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh
kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekstrenal
dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena
itu diajarkan/diwariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat
memahami, memikirkan dan merasakan terkait degan masalah-masalah tersebut.
B.
ORGANISASI
Gibson, Ivancevich dan Donelly
(1996:6) mengemukakan bahwa suatu organisasi adalah suatu unit terkoordinasi
terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau
serangkaian sasaran tertentu. Sejalan dengan itu Dimock (dalam Supriatna, 2000:13)
mengemukakan bahwa organisasi adalah kerangka kerja dari fungsi-fungsi dan
hubungan-hubungannya sebagai akit dari komunikasi dan kerjasama, peranan,
pengaturan metode-metode koordinasi pada tingkat pimpinan.
Menurut J.R.Schermerhorn Organisasi
adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
Menurut Philiph Selznick Organisasi
adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
Unsure-unsur Organisasi
1. Kumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan bersama
4. Sistem Koordinasi
5. Pembagian tugas adntanggung jawab
6. Sumber Daya Organisasi
C.
BUDAYA
ORGANISASI
Budaya
Organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi.
Pandangan
para Ahli tentang Budaya Organisasi
Ø Peter F. Drucker: Budaya Organisasi
adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.
Ø Phithi Sithi Amnuai: Budaya
Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh
anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi
masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.
Ø Edgar H. Schein: Budaya Organisasi
mengacu ke suatu system makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.
Ø Daniel R. Denison Budaya: Organisasi
adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan
bagi system dan praktek-praktek manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan
menguatkan perinsip-perinsip tersebut.
Ø Robbins: Budaya Organisasi dimaknai
sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam
pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut Robbins (2001) menyatakan bahwa
sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh para warganya yang sekaligus menjadi
pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat
karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.
Berdasarkan berbagai uaraian di
atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Unsur-unsur Budaya Organisasi
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang
dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi masalah
5. Berbagai nilai
6. Pewarisan
7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi
D.
Iklim Organisasi
IKLIM adalah sebuah kiasan yang
menggambarkan suasana dan apa yang dirasakan nyata dalam diri dari orang-orang
yang berhubungan dengan organisasi sehingga memungkinkan orang bereaksi dengan
bermacam-macam cara terhadap organisasi melalui proses komunikasi
Simamora (2001,
dalam Kusnan 2004), disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan
internal atau psikologi organisai. Dukon (1972) sebagaimana dikutip oleh Kusnan
(2004), mencirikan iklim sebagai keseluruhan factor-faktor fisik dan social
yang terdapat dalam organisasi.
Stinger (Wirawan, 2007)
mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang
menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang
masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap
kinerja anggota organisasi. Tagiuri dan Litwin mengatakan bahwa iklim
organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara
relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi
perilaku mereka serta dapat dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat organisasi.
Kemudian dikemukakan oleh Luthans
(Simamora, 2004) disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal
atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan
SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap
organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman
pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan
menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi
dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk
mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan
tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani
dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga
hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan
mempercayai keadilan tindakan.
E.
Aspek-Aspek
Iklim Organisasi
Stringer (Wirawan, 2007) menyebutkan bahwa karakteristik
atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota organisasi
untuk berperilaku tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi yang diperlukan,
yaitu:
- Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab mereka. Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.
- Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan.
- Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Meliputi imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan.
- Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja. Meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain.
F.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Iklim
menurut
Higgins (1994;477-478) ada 4 prinsip faktor yang mempengaruhi Iklim:
Ø Meneger/pemimpin
Ø Perilaku
kariawan
Ø Perilaku
kelompok kerja
Ø Faktor
eksternal organisasi
G. Keterkaitan
antara Iklim Organisasi dan Budaya Organisasi
jika suatu organisasi memiliki ciri-ciri iklim yang sesuai dengan budaya,
maka iklim yang terbentuk akan kondusif. Pada umumnya, iklim organisasi
bersifat teknis atau sementara, sedangkan budaya Organisasi lebih kekal
dan strategis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø
Berdasarkan
beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan pola yang terintegrasi
dari perilaku manusia yang mencakup pikiran, ucapan, tindakan dan bergantung pada kapasitas manusia untuk
belajar bagi keberhasilan generasi yang ada dan merupakan suatu pola asumsi
dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu
sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekstrenal dan integrasi
internal.
Ø
Organisasi pada hakekatnya merupakan wadah atau
tempat yang menampung individu-individu dalam proses kegiatan kerjasama yang
mempunyai fungsi, tugas dan wewenang, secara terpadu dan sistematis dalam
pencapaian tujuan bersama yang telah ditentukan
Ø
Iklim adalah
suasana, keadaan waktu, peristiwa dan apa yang dirasakan nyata dalam diri dari orang-orang yang berhubungan
dengan organisasi sehingga memungkinkan orang bereaksi dengan bermacam-macam
cara terhadap organisasi melalui proses komunikasi
Ø iklim organisasi
adalah lingkungan internal atau psikologi organisai
dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta
berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai,
sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi dan
merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus
berlangsung, dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku mereka
serta dapat dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat organisasi.
Daftar
Pustaka
Ø Suseno,
F.M. 1991. Etika Jawa. Sebuah Analisa
Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta. PT Gramedia.
Ø Turner,
C.H. 1994. Corporate Culture: How to Generate Organisational Strength and
Lasting Commercial Advantage. London. Piatkus.
Ø Watson,
C. M. 1996. Dynamics of Leadership. Bombay. Jaico Publ. House.
berikut kami sajikan paper mengenai budaya organisasi
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2662/1/Psi-7.pdf