kisah di Desa Tugu Sari
Suatu kisah yang paling mengesankan, waktu kami dari fakultas FKIP melakukan kegiatan LIVE IN, awalnya saya tidak tahu kegiatan apa yang akan kami laksanakan, saya langsung terima dengan spontan tawaran sorang teman, sebut saja Nanda. sehingga ketika kami tiba ditempat tujuan (Desa Tugusari), muncul rasa penyesalan; kenapa saya harus berangkat. Tetapi, saya mencoba untuk menikmati apa yang sudah terjadi. dari situ saya banyak mendapat pelajaran, bagaimana saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keberadaan rumah yang sederhana, kotor, dindingnya berdebu, bauh tahi ayam, dan tahi kambing,
Namun satu pelajaran penting yang menurut saya sangat berarti dan berharga adalah dimana saya bisa belajar membantu mereka masak dan menyiapkan makanan. Tanpa mereka sadari kalau disaat saya membantu mereka masak , ternyata waja saya dibasahi air mata, saya teringat dengan kedua orang tua saya.
Suatu keunikan yang saya temukan, adalah kerja samanya yang terlalu baik, rama, perhatian, sopan, dan rendah diri,., mereka tidak sombong. mereka mau dan siap menerima kami apa adanya,,. sekalipun kedatangan kami sangat merepotkan mereka.
Trimakasi kasih teman-teman, trimakasi adik-adik, trimakasi semua warga di desa Tugusari,atas semuanya ini.. semoga dalam aktivitas keseharia di desa Tugusari, selalu mendapat berkat dari Allah. Amin
Aduh narsis juga ya,.,. teman-teman ku didepan kamera.,.
Gambar ini diambil saat teman-teman selesai kerja bakti (bakti sosial)
Saya sangat bangga dan sangat senang dengan teman-teman yang tidak perna merasa bosan dengan kegiatan sosial seperti ini,.,
Gambar ini diambil saat Pekerjaan (BAKSOS dimulai hehhe) jadi wajarlah kalau penampilan mereka seperti seorang yang hendak mencari makanan KUDA,.hehhe
Gambar ini diambil saat qt selesai pamitan dengan warga dan dalam persiapan pulang (kembali ke Salatiga)
Suatu kisah yang paling mengesankan, waktu kami dari fakultas FKIP melakukan kegiatan LIVE IN, awalnya saya tidak tahu kegiatan apa yang akan kami laksanakan, saya langsung terima dengan spontan tawaran sorang teman, sebut saja Nanda. sehingga ketika kami tiba ditempat tujuan (Desa Tugusari), muncul rasa penyesalan; kenapa saya harus berangkat. Tetapi, saya mencoba untuk menikmati apa yang sudah terjadi. dari situ saya banyak mendapat pelajaran, bagaimana saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keberadaan rumah yang sederhana, kotor, dindingnya berdebu, bauh tahi ayam, dan tahi kambing,
Namun satu pelajaran penting yang menurut saya sangat berarti dan berharga adalah dimana saya bisa belajar membantu mereka masak dan menyiapkan makanan. Tanpa mereka sadari kalau disaat saya membantu mereka masak , ternyata waja saya dibasahi air mata, saya teringat dengan kedua orang tua saya.
Suatu keunikan yang saya temukan, adalah kerja samanya yang terlalu baik, rama, perhatian, sopan, dan rendah diri,., mereka tidak sombong. mereka mau dan siap menerima kami apa adanya,,. sekalipun kedatangan kami sangat merepotkan mereka.
Trimakasi kasih teman-teman, trimakasi adik-adik, trimakasi semua warga di desa Tugusari,atas semuanya ini.. semoga dalam aktivitas keseharia di desa Tugusari, selalu mendapat berkat dari Allah. Amin
Aduh narsis juga ya,.,. teman-teman ku didepan kamera.,.
Gambar ini diambil saat teman-teman selesai kerja bakti (bakti sosial)
Saya sangat bangga dan sangat senang dengan teman-teman yang tidak perna merasa bosan dengan kegiatan sosial seperti ini,.,
Gambar ini diambil saat Pekerjaan (BAKSOS dimulai hehhe) jadi wajarlah kalau penampilan mereka seperti seorang yang hendak mencari makanan KUDA,.hehhe
Gambar ini diambil saat qt selesai pamitan dengan warga dan dalam persiapan pulang (kembali ke Salatiga)
Apakah kita terus-terus membiarkan kondisi sekolah tetap seperti ni??
kalau tidak langka apakah yang harus kita ambil untuk mere??????/
lihat kerja samanya warga Tugu Sari, sunggu luar bisa,.,.
Gambar ini di ambil sat peserta Live in sedang bekerja sama dengan warga Tugusari membuat garis Lapangan Basket ball.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar