Senin, 16 Desember 2013

PERSEPSI SISWA KELAS X (SEPULUH) TERHADAP PERANAN GURU BK



PERSEPSI SISWA KELAS X (SEPULUH) TERHADAP PERANAN GURU BK DI SMA NEGERI 2  SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013

Gustap Elias
NIM : 132009042
Mahasiswa Bimbingan dan konseling FKIP UKSW

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap peranan guru BK di Sekolah SMAN 2 Salatiga.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 s/d kelas X-9 yang masing-masing kelas diambil 50% dari 35 siswa di setiap kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan angket dan dianalisis berdasarkan analisis deskriptif untuk menentukan apakah persepsi siswa terhadap peranan guru BK sangat baik, baik, cukup baik, atau  sangat tidak baik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap peranan guru BK, yakni  dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran, bekerja sama dengan kepala sekolah, berperan sebagai konselor, perancang program BK, penasehat, konsultan, maupun sebagai pembri informasi adalah baik. Hasil analis deskriptif diperoleh rata-rata untuk masing-masing aspek adalah 3,1 (kategori baik)
Kata kunci: persepsi siswa dan peranan guru BK
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi pengarahan khususnya terhadap siswa di lapangan. Oleh karena itu seorang guru BK harus memberikan contoh sikap yang baik terhadap siswa karena secara tidak langsung guru BK akan mempengaruhi aspek dalam kehidupan siswa, misalnya aspek sosial, ekonomi, maupun psikologis. Jika seorang guru BK dapat mencerminkan sosok yang patut dicontoh, maka guru tersebut akan dihargai selayaknya seorang guru yang profesional dan berpendidikan dalam bidangnya. Hastuti (2004) menerangkan bahwa salah satu hambatan guru BK dalam melaksanakan peranannya di sekolah adalah persepsi siswa yang salah; siswa tidak memahami hakikat pelayanan bimbingan; siswa memandang konselor sebagai satpam sekolah; siswa  enggan menghadapi konselor karena mengira akan dimarahi, lebih-lebih bila dipanggil, siswa takut menghadapi konselor karena khawatir kena sindiran teman sudah kena penyakit stres. Hal ini jelas sangat merugikan karena pada dasarnya guru pembimbing bertugas untuk memberikan motivasi terhadap siswa, memberi pengarahan dan bersikap hangat, terbuka dan tidak suka menghakimi siswa.
Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa terhadap peranan Guru BK di SMA Negeri 2 Salatiga. Secara teoritik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pengetahuan dalam bimbingan dan konseling mengenai persepsi layanan bimbingan dan konseling terhadap sosok pribadi dan kerja guru BK dan diharapkan dapat memperkaya teori bimbingan dan konseling khusnya dalam hal persepsi siswa terhadap peranan guru BK.
Kajian Pustaka
Peranan Guru BK
Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseliing dalam seting sekolah, ditujuhkan pada semua siswa, baik yang sifatnya preventif, kuratif maupun pengembangan. Prinsip ini diajukan atas asumsi bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai masalah haya saja perbedaannya terletak pada besar atau kecil, berat atau ringan masalah tersebut. Namun demikian prioritas bantuan diberikan pada siswa yang menunjukan gejala perilaku salah suai baik dalam belajar, hubungan sosial maupun dalam penyesuaian diri secara umum dengan tuntutan sekolah.
Menurut Hastuti (2004) Peranan Guru BK di sekolah adalah:
1.    Memberikan pelayanan kepada semua siswa secara merata, dan tidak hanya memberikan perhatian kepada siswa yang merupakan suatu kasus atau kepada siswa yang memberikan tanggapan positif kepadanya.
2.    Sebagai administrasi, melakukan bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal, melakukan konseling kelompok dan konseling individual.
3.          Menciptakan variasi saluran untuk bekerja sama dengan staf pengajar.
4.           Mengembangkan dedikasi aktif terhadap profesinya sendiri.

Persepsi Siswa terhadap Peranan Guru BK
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya agar memberi makna kepada lingkungannya. Persepsi tersebut seringkali berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini karena perilaku manusia seringkali didasarkan pada persepsi terhadap kenyataan, bukan mengenai kenyataan itu sendiri. Untuk itu, dapat dipahami bahwa pada objek yang sama persepsi dan perilaku seorang siswa akan berbeda-beda.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan stimuli itu. Artinya bahwa seseorang mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima itu tidak lengkap, orang akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.
Persepsi terjadi karena adanya rangsangan (stimulus) yang diterima oleh panca indera individu. Dari persepsi akan dinalar dan kemudian akan muncul suatu tanggapan (respon) dari individu tersebut terhadap objek yang diamati. Persepsi positif  timbul karena  adanya stimulus positif yang diterima oleh panca indera individu. Misalnya, seseorang yang murah senyum dan ramah, akan dipersepsi sebagai orang yang baik. Sedangkan persepsi negatif terjadi karena adanya stimulus yang negatif (kurang baik) yang diterima atau ditangkap oleh panca indera individu. Misalnya, seseorang yang cemberut dan berbicara dengan nada suara yang agak tinggi, maka orang itu akan dipersepsikan sebagai orang yang galak.
Walgito (2001) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat (2003) persepsi adalah penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu.
Metode  Penelitian
Subjek Penelitian
Sybjek penelitian adalah 153 orang siswa kelas X SMAN 2 Salatiga yang secara sukarela mengisi instrumen penelitian.
Pengumpulan Data
Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap peranan guru BK, dilakukanlah analisis deskriptif  terhadap 70 item yang masing-masing terdiri dari; 10 item persepsi siswa terhadap guru BK dalam bekerjasama dengan guru mata pelajaran, 10 item persepsi siswa terhadap guru BK dalam bekerjasama dengan kepala sekolah, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai konselor, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai perancang program bimbingan dan konseling, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai konselor, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai penasehat, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru bk sebagai konsultal, dan 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai pemberi informasi.
Hasil
Ditempuh analisis validitas dan reliabilitas memakai rumus alpha cronbach dalam program SPSS version 11,5 pada perolehan skor persepsi siswa terhadap peranan guru BK dengan rangkuman hasil tabel adalah1. berikut

  Tabel 4.1. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK di SMAN-2 Salatiga


Bekerja Sama dengan
Peranan Guru BK Sebagai
Guru Mata pelajaran
kepala sekolah
Konselor
Perancang Program BK
Penasehat
Konsultal
Pemberi infoemasi
N
Valid
153
153
153
153
153
153
153

Missing
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,26
3,107653
3,19696
3,054047
3,05794
3,04142
3,433493
Std. Error of Mean
0,04
0,040971
0,04372
0,038312
0,040197
0,038831
0,041942
Median
3,2
3
3
3
3
3
3
Mode
3,2
3
3
3
3
3
3
Std. Deviation
0,52
0,506775
0,54082
0,473902
0,497197
0,480299
0,518869
Variance
0,23
0,259289
0,29211
0,224083
0,24765
0,234997
0,265322
Range
3,6
3
2,93333
3,333333
3
3
2
Minimum
0,8
1
1,06666
0,666667
1
1
2
Maximum
4
4
4
4
4
4
4
Sum
499,26
475,4667
489,133
467,2667
467,8667
465,3333
525,3333

Dari tabel diatas (tabel deskriptif satatistik) menunjukan persepsi siswa kelas X terhadap peranan guru BK menunjukan nilai terendah data adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 4 rata-rata nilai yang diperoleh adalah 3.
Cronbach's Alpha
N of Items
.944
70

Tabel 4.2. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Dalam Bekerja Sama Dengan Guru Mata Pelajaran
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen
tidak setuju
9
5.9 %
5.9 %
Setuju
118
77.1 %
83.0 %
sangat setuju
26
17.0 %
100.0 %
Total
153
100.0 %
100.0 %

Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran, terdapat 118 siswa (77,1%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan terdapat 26 siswa (17%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
Tabel 4.3. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Dalam Bekerja Sama Dengan Kepala Sekolah
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen

tidak setuju
14
9.2
%
9.2
%

Setuju
121
79.1
%
88. 2
%

sangat setuju
18
11.8
%
1000
%

Total
153
100.0
%




Dari data di atas, diketahui ada 14 siswa (9,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah, terdapat 121 siswa (79,1%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah.
Tabel 4.4. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai Konselor
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen

tidak setuju
11
7.2
%
7.2
%

Setuju
119
77.8
%
85.0
%

sangat setuju
23
15.0
%
100.0
%

 Total
153
100.0
%




Dari data di atas, diketahui ada 11 siswa (7,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor, terdapat 119 siswa (77,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor dan terdapat 23 siswa (15%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
Tabal 4.5. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai Perancang Program BK
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen

tidak setuju
9
5.9
%
5.9
%

Setuju
126
82.4
%
88.2
%

sangat setuju
18
11.8
%
100.0
%

Total
153
100.0
%




Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK, terdapat 126 siswa (82,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK

Tabel 4.6. Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru BK Sebagai Penasehat
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen
sangat tidak setuju
1
.7
%
.7
%
tidak setuju
4
2.6
%
3.3
%
Setuju
130
85.0
%
88.2
%
sangat setuju
18
11.8
%
100.0
%
Total
153
100.0
%



Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 4 siswa (2,6%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 230 siswa (85,0%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat



Tabel 4.7. Persepsi siswa terhadap peran guru BK sebagai konsultan

Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen
Sangat tidak setuju
4
2.6
%
2.6
%
Tidak setuju
19
12.4
%
15.0
%
Setuju
123
80.4
%
95.4
%
Sangat setuju
7
4.6
%
100.0
%
Total
153
100.0
%









Dari data di atas, diketahui ada 4 siswa (2,6%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 19 siswa (12,4%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 123 siswa (80,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan dan terdapat 7 siswa (4,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan.

Tabel 4.8. Persepsi siswa terhadap peran guru BK sebagai pemberi Informasi
Kategori
Frekuensi
Persen
Kumulatif Persen

tidak setuju
1
.7
%
.7
%

Setuju
122
79.7
%
80.4
%

sangat setuju
30
19.6
%
100.0
%

Total
153
100.0
%




Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi, terdapat 12 siswa (79,7%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi dan terdapat 30 siswa (19,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi.


Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data persepsi siswa kelas X terhadan peranan guru BK di SMAN-2 Salatiga yang terdiri dari 153 siswa terdapat masing-masing data sebagai berikut:
1.           Kerja sama dengan guru Mata pelajaran; Diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran, terdapat 118 siswa (77,1%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan terdapat 26 siswa (17%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
2.          Bekerja sama dengan kepala sekolah; Diketahui ada 14 siswa (9,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah, terdapat 121 siswa (79,1%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah.
3.        Sebagai seorang Konselor; Diketahui ada 11 siswa (7,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor, terdapat 119 siswa (77,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor dan terdapat 23 siswa (15%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
4.          Perancang Program Bimbingan dan Konseling; Diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK, terdapat 126 siswa (82,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK
5.        Sebagai Penasehat; Diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 4 siswa (2,6%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 230 siswa (85,0%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat
6.     Sebagai Konsultan; Diketahui ada 4 siswa (2,6%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 19 siswa (12,4%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 123 siswa (80,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan dan terdapat 7 siswa (4,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan.
7.     Sebagai Pemberi Informasi; Diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi, terdapat 12 siswa (79,7%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi dan terdapat 30 siswa (19,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi.


DAFTAR PUSTAKA
Dedi Herdiana Hafid dan Nandang Rusmana. 2008. Percikan Pemikiran Prof. Dr. H. Mohamad Surya Dalam Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Illmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Karina Nugrahani. 2005. Persepsi Terhadap Kualitas Pelayan Pramuniaga Mal Ramayana Salatiga. (skripsi)

Nursalim M, dkk. 2005. Strategi Konseling. Surabaya:UNESA University Press.

Roosdi Achmad Syuhada. September 1988. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret

Siagian, S. P. 1994. Managemen Strategik. Jakarta: Bumi Angkasa.
Slameto. Maret 1986. Bimbingan di Sekolah. Salatiga: Bina Aksara
Suharismi Arikunto. 2011. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rinela Cipta
____________________  Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. Aditya Media

Syamsu Yusuf L. N dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Walgito.B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: And
W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. MediaAbadi