PERSEPSI SISWA KELAS X (SEPULUH) TERHADAP PERANAN GURU BK DI
SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN
AJARAN 2012/2013
Gustap Elias
NIM : 132009042
Mahasiswa Bimbingan dan konseling FKIP UKSW
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap peranan guru BK di Sekolah SMAN 2 Salatiga.
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1
s/d kelas X-9 yang masing-masing kelas diambil 50% dari 35 siswa di setiap
kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan angket dan dianalisis
berdasarkan analisis deskriptif untuk menentukan apakah persepsi siswa terhadap
peranan guru BK sangat baik, baik, cukup baik, atau sangat tidak baik.
Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap peranan guru BK, yakni dalam bekerja sama dengan guru mata
pelajaran, bekerja sama dengan kepala sekolah, berperan sebagai konselor,
perancang program BK, penasehat, konsultan, maupun sebagai pembri informasi
adalah baik. Hasil analis deskriptif diperoleh rata-rata untuk masing-masing
aspek adalah 3,1 (kategori baik)
Kata kunci: persepsi siswa dan peranan guru BK
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi
pengarahan khususnya terhadap siswa di lapangan. Oleh karena itu seorang guru
BK harus memberikan contoh sikap yang baik terhadap siswa karena secara tidak
langsung guru BK akan mempengaruhi aspek dalam kehidupan siswa, misalnya aspek
sosial, ekonomi, maupun psikologis. Jika seorang guru BK dapat mencerminkan
sosok yang patut dicontoh, maka guru tersebut akan dihargai selayaknya seorang
guru yang profesional dan berpendidikan dalam bidangnya. Hastuti (2004)
menerangkan bahwa salah satu hambatan guru BK dalam melaksanakan peranannya di
sekolah adalah persepsi siswa yang salah; siswa tidak memahami hakikat
pelayanan bimbingan; siswa memandang konselor sebagai satpam sekolah; siswa enggan menghadapi konselor karena mengira akan
dimarahi, lebih-lebih bila dipanggil, siswa takut menghadapi konselor karena
khawatir kena sindiran teman sudah kena penyakit stres. Hal ini jelas sangat
merugikan karena pada dasarnya guru pembimbing bertugas untuk memberikan
motivasi terhadap siswa, memberi pengarahan dan bersikap hangat, terbuka dan
tidak suka menghakimi siswa.
Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa
terhadap peranan Guru BK di SMA Negeri 2 Salatiga. Secara teoritik, penelitian ini bermanfaat
sebagai sumbangan pengetahuan dalam bimbingan dan konseling mengenai persepsi layanan bimbingan dan konseling terhadap sosok pribadi dan kerja guru BK dan diharapkan dapat memperkaya teori
bimbingan dan konseling khusnya dalam hal persepsi siswa terhadap peranan guru
BK.
Kajian Pustaka
Peranan Guru BK
Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseliing dalam seting sekolah,
ditujuhkan pada semua siswa, baik yang sifatnya preventif, kuratif maupun
pengembangan. Prinsip ini diajukan atas asumsi bahwa setiap individu pada
dasarnya mempunyai masalah haya saja perbedaannya terletak pada besar atau kecil,
berat atau ringan masalah tersebut. Namun demikian prioritas bantuan diberikan
pada siswa yang menunjukan gejala perilaku salah suai baik dalam belajar,
hubungan sosial maupun dalam penyesuaian diri secara umum dengan tuntutan
sekolah.
Menurut Hastuti (2004) Peranan Guru BK di
sekolah adalah:
1. Memberikan
pelayanan kepada semua siswa secara merata, dan tidak hanya memberikan
perhatian kepada siswa yang merupakan suatu kasus atau kepada siswa yang
memberikan tanggapan positif kepadanya.
2. Sebagai administrasi, melakukan bimbingan kelompok dan
bimbingan klasikal, melakukan konseling kelompok dan konseling individual.
3.
Menciptakan variasi saluran untuk bekerja sama dengan
staf pengajar.
4.
Mengembangkan dedikasi aktif terhadap profesinya sendiri.
Persepsi Siswa
terhadap Peranan Guru BK
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya agar memberi makna kepada lingkungannya. Persepsi tersebut
seringkali berbeda dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Hal ini karena perilaku manusia seringkali didasarkan pada persepsi terhadap
kenyataan, bukan mengenai kenyataan itu sendiri. Untuk itu, dapat dipahami bahwa pada objek yang sama persepsi dan
perilaku seorang siswa akan
berbeda-beda.
Yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memberikan stimuli itu. Artinya bahwa seseorang mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya.
Walaupun stimuli yang diterima
itu tidak lengkap, orang akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten
dengan rangkaian stimuli yang
dipersepsi.
Persepsi
terjadi karena adanya rangsangan (stimulus)
yang diterima oleh panca indera individu. Dari persepsi akan dinalar dan
kemudian akan muncul suatu tanggapan (respon) dari individu tersebut terhadap
objek yang diamati. Persepsi positif
timbul karena adanya stimulus positif yang diterima oleh
panca indera individu. Misalnya, seseorang yang murah senyum dan ramah, akan
dipersepsi sebagai orang yang baik. Sedangkan persepsi negatif terjadi karena
adanya stimulus yang negatif
(kurang baik) yang diterima atau ditangkap oleh panca indera individu.
Misalnya, seseorang yang cemberut dan berbicara dengan nada suara yang agak
tinggi, maka orang itu akan dipersepsikan sebagai orang yang galak.
Walgito (2001) mengemukakan bahwa persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan diartikan
sebagai suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima
yaitu alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses persepsi tidak dapat
lepas dari proses penginderaan dan proses penginderaan merupakan proses yang
mendahului terjadinya persepsi. Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi
Jalaluddin Rahmat (2003) persepsi adalah penafsiran suatu objek, peristiwa atau
informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan
penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah
hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu.
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Sybjek penelitian adalah 153 orang siswa
kelas X SMAN 2 Salatiga yang secara sukarela mengisi instrumen penelitian.
Pengumpulan Data
Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap
peranan guru BK, dilakukanlah analisis deskriptif terhadap 70 item yang masing-masing terdiri
dari; 10 item persepsi siswa terhadap guru BK dalam bekerjasama dengan guru
mata pelajaran, 10 item persepsi siswa terhadap guru BK dalam bekerjasama
dengan kepala sekolah, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai
konselor, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai perancang
program bimbingan dan konseling, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru
BK sebagai konselor, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai
penasehat, 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru bk sebagai konsultal,
dan 10 item persepsi siswa terhadap peranan guru BK sebagai pemberi informasi.
Hasil
Ditempuh
analisis validitas dan reliabilitas memakai rumus alpha cronbach dalam program
SPSS version 11,5 pada perolehan skor persepsi siswa terhadap peranan guru BK
dengan rangkuman hasil tabel adalah1. berikut
Tabel 4.1. Persepsi
Siswa Terhadap Peranan Guru BK di SMAN-2 Salatiga
|
|
Bekerja Sama dengan
|
Peranan Guru BK Sebagai
|
|||||
Guru Mata pelajaran
|
kepala sekolah
|
Konselor
|
Perancang Program BK
|
Penasehat
|
Konsultal
|
Pemberi infoemasi
|
||
N
|
Valid
|
153
|
153
|
153
|
153
|
153
|
153
|
153
|
|
Missing
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Mean
|
3,26
|
3,107653
|
3,19696
|
3,054047
|
3,05794
|
3,04142
|
3,433493
|
|
Std. Error of Mean
|
0,04
|
0,040971
|
0,04372
|
0,038312
|
0,040197
|
0,038831
|
0,041942
|
|
Median
|
3,2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
Mode
|
3,2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
Std. Deviation
|
0,52
|
0,506775
|
0,54082
|
0,473902
|
0,497197
|
0,480299
|
0,518869
|
|
Variance
|
0,23
|
0,259289
|
0,29211
|
0,224083
|
0,24765
|
0,234997
|
0,265322
|
|
Range
|
3,6
|
3
|
2,93333
|
3,333333
|
3
|
3
|
2
|
|
Minimum
|
0,8
|
1
|
1,06666
|
0,666667
|
1
|
1
|
2
|
|
Maximum
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
Sum
|
499,26
|
475,4667
|
489,133
|
467,2667
|
467,8667
|
465,3333
|
525,3333
|
Dari tabel diatas (tabel deskriptif
satatistik) menunjukan persepsi siswa kelas X terhadap peranan guru BK
menunjukan nilai terendah data adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 4 rata-rata
nilai yang diperoleh adalah 3.
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
.944
|
70
|
Tabel 4.2. Persepsi Siswa Terhadap Peranan
Guru BK Dalam Bekerja Sama Dengan Guru Mata Pelajaran
|
|||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
tidak setuju
|
9
|
5.9 %
|
5.9 %
|
Setuju
|
118
|
77.1 %
|
83.0 %
|
sangat setuju
|
26
|
17.0 %
|
100.0 %
|
Total
|
153
|
100.0 %
|
100.0 %
|
Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa
(5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran, terdapat 118
siswa (77,1%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan terdapat 26
siswa (17%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik
perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
Tabel 4.3. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK
Dalam Bekerja Sama Dengan Kepala Sekolah
|
||||||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
|||
tidak setuju
|
14
|
9.2
|
%
|
9.2
|
%
|
|
Setuju
|
121
|
79.1
|
%
|
88. 2
|
%
|
|
sangat setuju
|
18
|
11.8
|
%
|
1000
|
%
|
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
|
Dari data di atas, diketahui ada 14 siswa
(9,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
dalam bekerja sama dengan kepala sekolah, terdapat 121 siswa (79,1%) yang
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan
kepala sekolah dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah.
Tabel 4.4. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK
Sebagai Konselor
|
||||||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
|||
tidak setuju
|
11
|
7.2
|
%
|
7.2
|
%
|
|
Setuju
|
119
|
77.8
|
%
|
85.0
|
%
|
|
sangat setuju
|
23
|
15.0
|
%
|
100.0
|
%
|
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
|
Dari data di atas, diketahui ada 11 siswa
(7,2%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai konselor, terdapat 119 siswa (77,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor dan terdapat 23 siswa (15%)
yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai
konselor
Tabal 4.5. Persepsi
Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai Perancang Program BK
|
||||||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
|||
tidak setuju
|
9
|
5.9
|
%
|
5.9
|
%
|
|
Setuju
|
126
|
82.4
|
%
|
88.2
|
%
|
|
sangat setuju
|
18
|
11.8
|
%
|
100.0
|
%
|
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
|
Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa
(5.9%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai perancang program BK, terdapat 126 siswa (82,4%) yang setuju bahwa guru
BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK dan
terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya sebagai perancang program BK
Tabel 4.6. Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru
BK Sebagai Penasehat
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
||
sangat tidak setuju
|
1
|
.7
|
%
|
.7
|
%
|
tidak setuju
|
4
|
2.6
|
%
|
3.3
|
%
|
Setuju
|
130
|
85.0
|
%
|
88.2
|
%
|
sangat setuju
|
18
|
11.8
|
%
|
100.0
|
%
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
|
Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa
(0,7%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik
perannya sebagai penasehat, terdapat 4 siswa (2,6%) yang tidak setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 230
siswa (85,0%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai penasehat dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru
BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat
Tabel 4.7. Persepsi siswa
terhadap peran guru BK sebagai konsultan
|
||||||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
|||
Sangat tidak setuju
|
4
|
2.6
|
%
|
2.6
|
%
|
|
Tidak setuju
|
19
|
12.4
|
%
|
15.0
|
%
|
|
Setuju
|
123
|
80.4
|
%
|
95.4
|
%
|
|
Sangat setuju
|
7
|
4.6
|
%
|
100.0
|
%
|
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
||
Dari data di atas, diketahui ada 4 siswa
(2,6%) yang sangat tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik
perannya sebagai konsultan, terdapat 19 siswa (12,4%) yang tidak setuju
bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan,
terdapat 123 siswa (80,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan
baik perannya sebagai konsultan dan terdapat 7 siswa (4,6%) yang sangat
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan.
Tabel
4.8. Persepsi siswa terhadap peran guru BK sebagai pemberi Informasi
|
||||||
Kategori
|
Frekuensi
|
Persen
|
Kumulatif Persen
|
|||
tidak setuju
|
1
|
.7
|
%
|
.7
|
%
|
|
Setuju
|
122
|
79.7
|
%
|
80.4
|
%
|
|
sangat setuju
|
30
|
19.6
|
%
|
100.0
|
%
|
|
Total
|
153
|
100.0
|
%
|
|
|
Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa
(0,7%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya
sebagai pemberi Informasi, terdapat 12 siswa (79,7%) yang setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi
dan terdapat 30 siswa (19,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi
Informasi.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data persepsi
siswa kelas X terhadan peranan guru BK di SMAN-2 Salatiga yang terdiri dari 153
siswa terdapat masing-masing data sebagai berikut:
1.
Kerja sama dengan guru Mata pelajaran; Diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja
sama dengan guru mata pelajaran, terdapat 118 siswa (77,1%) yang setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam bekerja
sama dengan guru mata pelajaran dan terdapat 26 siswa (17%) yang sangat setuju
bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam
bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
2.
Bekerja sama dengan kepala sekolah; Diketahui ada 14 siswa (9,2%) yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama
dengan kepala sekolah, terdapat 121 siswa (79,1%) yang setuju bahwa guru BK
sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah
dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala sekolah.
3. Sebagai seorang Konselor; Diketahui ada 11 siswa (7,2%) yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor,
terdapat 119 siswa (77,8%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan
baik perannya sebagai konselor dan terdapat 23 siswa (15%) yang setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
4. Perancang Program Bimbingan dan Konseling; Diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang
program BK, terdapat 126 siswa (82,4%) yang setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK dan terdapat 18
siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik
perannya sebagai perancang program BK
5. Sebagai Penasehat; Diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang sangat
tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai
penasehat, terdapat 4 siswa (2,6%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 230 siswa (85,0%)
yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat
dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai penasehat
6. Sebagai Konsultan; Diketahui ada 4 siswa (2,6%) yang sangat
tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan,
terdapat 19 siswa (12,4%) yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 123 siswa (80,4%) yang setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konsultan dan
terdapat 7 siswa (4,6%) yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya sebagai konsultan.
7. Sebagai Pemberi Informasi; Diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi, terdapat 12 siswa (79,7%) yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi dan terdapat 30 siswa (19,6%) yang sangat
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi.
Dedi Herdiana Hafid dan Nandang Rusmana. 2008. Percikan Pemikiran Prof. Dr. H. Mohamad
Surya Dalam Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan Fakultas Illmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Karina Nugrahani. 2005. Persepsi Terhadap Kualitas Pelayan Pramuniaga Mal Ramayana Salatiga.
(skripsi)
Nursalim M, dkk. 2005. Strategi Konseling.
Surabaya:UNESA University Press.
Roosdi Achmad Syuhada. September 1988. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan
Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret
Siagian,
S. P. 1994. Managemen Strategik.
Jakarta: Bumi Angkasa.
Slameto. Maret 1986. Bimbingan
di Sekolah. Salatiga: Bina
Aksara
Suharismi Arikunto. 2011. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rinela Cipta
____________________
Penilaian dan Penelitian Bidang
Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. Aditya Media
Syamsu Yusuf L. N dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Walgito.B.
2003. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: And
W.S.
Winkel & M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan
dan Konseling. Yogyakarta. MediaAbadi