PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Bahasa adalah merupakan suatu jembatan atau alat untuk saling kenal. Tanpa ada
bahasa maka manusia tidak akan muda untuk saling kenal. Baik bahasa verbal
maupun bahasa non verbal semuanya itu digunakan untuk saling berkomunikasi dan
saling mengenal satu sama lain. Karena itu setiap orang harus memahami tantang
bahasa. Baik bahasanya sendiri maupun bahasa orang lain.
Hanya orang yang mampuh untuk memahami dan atau bisa berbasa dengan bahasanya
sendiri atau bahasa orang lainlah yang bisa membuat dirinya semakin berkembang.
Karena itu sangat disayangkan jika ada sebahagian banyak orang yang tidak
mengerti dengan bahasanya sendiri
Bahasa tidak tumbuh dengan sendirinya. Setiap bahasa muncul karena ada latar
belakang tertentu. Bahasa juga muncul karena adanya kesepakatan. Daerah yang
berbeda, kesepakatan yang berbeda menghasilkan bahasa yang berbeda pula. Bahasa
yang berbeda akan menghasilkan nilai kebenaran yang berbeda. Cobalah bayangkan
jika nilai kebenaran di daerah kita ditentukan oleh kebenaran di daerah lain,
apakah yang akan terjadi? Misalkan kata ‘Kepla’. Suku sahu akan menyebutnya Sae dan suku jawa menyebutnya ndas.
Jika ditinjau dari bahasa jawa maka kata Sae tidak dibenarkan
dalam bahasa suku jawa. Begitu pula sebaliknya. Jika ditinjau dari bahasa suku
Sahu, maka ndas tidak dibenarkan.
Semakin pesat perkembangan dunia ini semakin berpotensi memicu lunturnya
kelestarian bahasa yang diakibatkan oleh masuknya budaya-budaya baru terutama di
daerah yang jarang dan bahkan tidak sama sekali ada upaya untuk melestarikan
bahasa daera. Inilah yang menjadi latar belakang penulis menyusun dengan
harapan tulisan ini dapat membantu setiap orang yang ingin mempertahankan
kelestarian bahasa daerah, terutama bahasa daerah Sahu.
Untuk mempermudah para pembacca mehami isi tulisan ini, maka penulis mengawali
tulisan ini dengan jenis-jenis kata dasar.
B. Sekilas Tentang Bahasa Sahu
Bahasa
Sahu adalah salah satu bahasa yang dipakai oleh dua suku yang berada di
Kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara, yakni suku sahu Padus ‘ua dan
suku sahu Tala’i. Bahasa Sahu sudah ada sejak dahulu kalah, dan itu masih ada
sampai saat ini.
Bahasa Sahu sendiri dibagi dalam dua bagian, yakni bahasa Sahu Padus’ua
yang dipakai oleh suku Sahu Padus’ua, yakni suku sahu yang tinggal di
darerah sahu bagian timur dan bahasa Sahu tala’i, yang dipakai oleh suku sahu
tala’i, yakni suku Sahu yang tinggal di daerah Sahu barat. Kedua bahasa ini
pada hakekatnya tidak jauh berbeda. Baik dialeknya maupun penggunaan bahasanya.
Misalnya; Pisau. Suku sahu Padus’ua akan menyebutnya galowa dan suku
sahu tala’i menyebutnya kalowa.
BELAJAR
BERBAHASA SAHU
Mempelajari suatu bahasa adalah suatu
kegiatan yang sangat penting. Karena bahsa dapat dijadikan sebagai alat untuk:
- Pemersatu; memiliki bahasa yang sama dalam suatu daerah akan menghubungkan semua penutur berbagai dialek sehingga timbul rasa kebersamaan, nyaman, bekerja sama.
- Pemberi kekhasan; setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda. Dengan ada perbedaan bahasa yang satu dengan yang laiannya maka bahasa tersebut akan memperkut perasaan kebersamaan antar sesama
- Pembawa kewibawaan; ketika seorang remaja atau seorang anak muda berkomunikasi dengan orang yang lebih tua (orang tua) dengan menggunakan bahasa daerah, orang tua itu akan sangat senang karena dianggap seorang remaja itu sudah dewasa sehingga hal ini meningkatkan kewibawaan dari seorang remaja tersebut.
Bahasa
sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan
untuk dapat dimengertioleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu
bahasa yang sama, namun masing-masing kelompok/daerah menggunakan ragam yang
berbeda. Sehingga dituntut setiap orang haruslah berbahasa yang baik dan benar.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut kelompok/daerah penutur dapat
mengefektifkan jalannya kmunikasi di suatu daerah tersebut.
- Berbahasa Daerah Yang Baik: Berbahasa daerah yang baik adalah berbahasa daerah sesuai dengan bahasa yang digunakan di daerah tersebut dan sesuai dengn tata bahasa tang tepat dan penggunaan kata yang tepat.
- Berbahasa Daerah Yang Benar: Berbahsa daerah yang benar adalah berbahasa daerah sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa daerah yang sebenarnya. Kaidah yang dimaksud meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata. Kaida penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran.
- Berbahasa Daerah yang Baik dan Benar: Berbahasa daerah yang baik dan benar adalah berbahasa daerah yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa daerah. Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan berenang di kolam berenang dan sambil membimbing anak-anak berenang. Tetapi tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrikan rapi, sepatu yang mengkilap dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, atau saat menghadiri pesta perkawinan.
Akan sangat aneh jika pakaian yang
disetrika, sepatu mengkilap dan dasi yang bagus digunakan untuk berenang.
Demikian juga kita akan dinilai sebagai orang yang kurang adap jika menghadiri
acara resmi dengan pakaian renang.
A. Kata Dasar
A
Acak
: Futa
Aduk
: Bero
Air
: Banyo
Anak
: Ngoa
Andai
: Coba (andaikan sebentar = coba ngasumoi)
Angkat
: Tede
Anjing
: Nunu
Ayam
:Namo
B
Babi
: Soto
Baca
: Baca
Bahagia
: Akal sanangi
Balik
: Dipo, terbalik = celol/ celolo
Balpoin
: Pena
Bangun
: Momi
Banting
: Wale (membantil = siwale)
Basa
: Busa
Batu
: Madi
Belok
: Celol (celol = terbalik)
Besar
: lamo
Biar
: sosoi (sosoi = meninggalkan)
Bibir
: Udu
Bicara
: Bicara (berbicara = majarita)
Bisa
: Nyengara
Boleh
: Nyengara
Bosan
: Pastiu
Botak
: Peala
Buah
: Buah (buah = sowo)
Bukan
: ‘ua (bukan = salah)
C
Caci
maki :
Dodoana
Cacing
: Kulibati
Cantik
: Rousu (rousu = bagus)
Cekik
: Ramas/ rasanga
Celana
: Calana
Cengkih
: Cengkeh
Cerewet
: Cakodidi
Cinta
: Cinta (cinta/suka = nyasu)
Cium
: Dume
Coklat
: Soklat
Curiga
: Curiga
D
Dada
: Katere
Dekorasi
: Dekorasi (dekorasi/rias = tuhu)
Demam
: kakama, sidi
Dendam
: Dendam
Dengar
: Isene
Diam
: Sogoro, (berdiam = masogoro, diam/tenang = okoro)
Doa
: Manyiata (berdoa = baradoa)
Duduk
: Dekoro (: Dekoro = tempat tinggal)
Duit
: Pipi, doi
Dulu
: (ketrangan waktu: Angau ke moju = sejak dulu; Ngasumoi = nanti dulu)
Duri
: Duri, (duri di dalam daging = cion)
E
Embun
: Embun
Embus
: Wusu (wusu = meniup)
Emosi
: Sinyigara (sinyingara = sifat, tabiat, kelakuan)
Empat
: Rata
Empati
: Dadalara (dadalara = kasihan)
Enak
: Sa’i / mongele
Enan
: Rarama
Engkau
: Ngana (Ngana = kamu)
Esa
: Ramoi/romoi (ramoi/romoi = satu)
F
Fanatik
: Fanatik
Fondasi
: Fandasi
G
Gadis
: Ware’a, masolese
Gambar
: Gambar
Garis
: Gare (gare-gare = korek api)
Garpu
: Fork
Garut
: Karangoso
Gatal
: La’or / laoro
Gawang
: Gawang
Gelang
: Giwang
Gelap
: Hafu
Gelas
: Glasi
Gelombang
: Mokumoku
Gigi
: Ingit (menggigit = kodi)
Gila
: Pona
Goreng
: Sungara
Gunung
: Kie, Sau
H
Hadiah
: Hadiah
Hancur
: Wecere
Harap
: Harap; totoma(totoma = tunggu, menunggu)
Hari
: Wangere, nangene (nangene = hari ini)
Hebat
: Bajingan
Heran
: Heranga
Hidung
: Ngunungu
Hidup
: Ahu
I
Ikan
: Nyao
Ikat
: Piri’u
Ikut
: Mete
Indah
: Rousu
Ingat
: Elingi
Ini
: Ne; (disini = ane)
Itu
: Ke; ( di situ = ake)
J
Jagoan
: Bajingan
Jagung
: Kastela
Jahat
: Sinyingara cira (sinyingara = sifat; cira = jelek, busuk)
Jalan
: Ngo'omo, tagi (ngo’omo = jalan; tagi = berjalan)
Jangantan
: Awa
Janji
: Jaji
Jantung
: Jantung (jantung pisang = Usis)
Jari-jari
: Ragaraga
Jeruk
: Lemo
K
Kaca Banyangan : Kasna
Kaca
: Kaca
Kacau
: Jarangahe, Butete, Babu (Jarangahe = Berantakan)
Kakak
: Kaka, ioro
Kaki
: Rou (rou? = apa?)
Kambing
: Aping
Kampung
: Kam
Kancing
: Kanop
Karet
: Goro
Katak
: Kodok
Kebun
: Kuda, Calame
Kelapa
: Ikono
Kencing
: Osisi
Kentut
: Siere
Kepala
: Sae’e
Kepiting
: Kara’a, Katang
Ketela/talas
: Ceba
Kilat
: Belangbelang
Kotak
: Kotak
Kubur
: Kubu
Kuda
: kuda
Kursi
: Korsi
L
Lalat
: Kanyangel
Lama
: Di’ara
Lampu
: Lapuru
Lamun
: Lamun
Lapar
: Sawini
Lemari
: Lamari
Lidah
: Aiti
Lihat
: Odi
Longgar
: Sese
Luas
: Luasa
Luda
: Opiti
Lumayan
: kasa nyengara
M
Mahir
: Pande
Makan
: Oromo
Makanan
: Ngongoromo
Malam
: Lobiti/lobiti
Manis
: Mami
Manja
: Masidene
Marah
: Ruta
Masak
: Masa’ai
Masalah
: Masalah
Masih
: Ramena, moju : masi ada? = Ramena moju? :
Masih ada mangga di rumah?= Rema kuwae moju toma wala?
Masih ada mangga di rumah?= Rema kuwae moju toma wala?
Masuk
: Ngosama
Mata :
La’o
Meja
: Meja
Menangis
: Adi
Mencret
: Mencret
Minum
: Wo’e
Mulut
: Madanga
Musiba
: Bubaku, Budiga
Musim
: Oras/ Orasa
N
Naik
: Pere
Namun
: Mada’a
Nangis
: Adi
Nangka
: Naka
Nanti
: Ngasumoi
Nasi
: E’a
Nyamuk
: Kono
O
Orang
: Ngoa (ngoa = anak, manusia)
P
Pagi
: Dadaini
Paksa
: Paksa
Paku
: Paku
Pandai
: Pahe
Papa :
Baba
Paya
: Paya, Soe (soe = sial)
Pemuda
: Ngoanaut
Pemudi
: Ngoaware’a
Pena
: Pena
Perang
: Perang
Pergi
: Tagi
Perih
: Licit/locidi
Perut
: Po’ol
Pisang
: Pele
Pulang
: Dipo, madipo
Pusing
: Pusing, Kodi (kodi = menggigit)
Q
R
Racun
: Racimi
Rahasia
: Rahasia
Raja
: Raja
Rajin
: Cafala
Rambut
: Wutu (wut = akar)
Rasa
: Basono (basono = sadar, tobat)
Rencana
: Rencana
Renggang
: Lala ua (lala = baik; ua = tidak)
Riang
: Sanangi
Risau
: Sanangi ua
Riwayat hidup
: Riwayat ahu
S
Sabar
: Sabara
Sahabat
: Dakilomu (dakilomu = menemani)
Salah
: Rapu
Sama
: Matero
Sambil
: Simete (mete = ikut): belajar sambil masak = madoto simete masa’ai
Sampai : Ngadolo, Tudu (Ngadol = cukup; Tudu = Mampir,
sesak);
Saya sudah sampai di sekolah = Ngoi Ngadol dua toma sekolah;
Saya tidak mampir di sekolah = Ngoi Tudu ‘ua toma skolah.
Celanaku sudah sesak. Ngori calana Tudu dua.
Saya sudah sampai di sekolah = Ngoi Ngadol dua toma sekolah;
Saya tidak mampir di sekolah = Ngoi Tudu ‘ua toma skolah.
Celanaku sudah sesak. Ngori calana Tudu dua.
Santai
: Sante
Santun
: Sopana
Sayang
: Dadalara
Segar
: Segar
Sekarang
: Nangene
Senang
: Sanangi
Sendiri
: Matengo
Siang
: Wangere
Siap
: Siap
Sore
: Wangere malata
Suka
: Nyasu
Sulit
: Kangela, sangsara
Sungguh
: Mode, tero
T
Tanam
: So’ana
Tangan
: Kiam/ kiama
Tekan
: Pitungu, Be’ara (Be’ara= tindis)
Teman
: Dakilomu
Tenang
: Sogoro
Tentang
: Tentang
Terus
: Palasara
Tidak
: Ua
Tunggu
: Totoma
Tusuk
: Topo (topo = Suntik)
U
Uang
: Pipi
Ungkap
: Acele
Untuk
: Untuk
Utang
: Bauhagi (hutang = Bangana: Utang = bauhagi)
V
W
Wajah
: Piono
Wanita
: Ngoare’a, ware’a, Masolese
Wawancara
: Ma’u sano
X
Y
Yang
: Ri, yang
Z
B.
Percakapan
a.
Salam
1.
Halo
apa kabar? (Halo sa’alo ma habari?)
2.
Baik-baik
saja (Lala bato)
3.
Terima
kasih banyak (sukuru mare-repe)
4.
Saya
sangat senang bertemu denganmu (Ngoi sanangi bahaya ma’u daga re ngana)
5.
Saya
Senang berkenalan denganmu (Ngoi sanangi ma’u nuna’o re ngana)
6.
Saya
sudah mendengar banyak tentang kamu ( Ngoi to isene marepe dua, tentang
ngana)
7.
Sampai
jumpa lagi (Singadolo ma’u daga adi)
8.
Sampai
besok (singadolo Dadaini)
b.
Perkenalan
1.
Bolehkah
saya tahu namamu? (Nyengara bolo ‘ua, Ngoi waro ngana manga Lomanga?)
2.
Iya
boleh, nama saya Ardila (ia nyengara, ngoi lomanga Ardila)
3.
Kamu
orang mana? (ngana ngowa le’a)
4.
Saya
orang Taraudu (Ngoi ngowa Taraudu)
5.
Kenalkan
saya Arlita (kenalkan Ngoi Arlita)
6.
Ini
kartu nama saya (ne ngoi ari kartu lomanga)
7.
Saya
senang berkenalan dengan kamu (ngoi sanangi ma’u nana’o re ngana)
8.
Maaf
saya tidak mengerti apa yang kamu katakan (maaf ngoi to sahe ‘ua arou yang
ngana ajecele)
9.
Bicaralah
lebih pelan lagi (bicara kasa kaloa ino)
c.
Pemberkatan
1.
Hati-hati
di jalan (lala toma ngo’omo)
2.
Selamat
ya (salamate)
3.
Semoga
cepat sembuh (lai doalah lala caiti)
4.
Semoga
kamu panjang Umur (lai doalah kamu musung kidanga)
5.
Semoga
kamu diberkati Tuhan ( Lai doalah Majou ma dutu sibarakati ngana)
d.
Ucapat Terima Kasih
1.
Terima
kasih (sukuru)
2.
Terima
kasih banyak (sukuru marepe-repe)
3.
Terima
kasih kamu telah memberi saya makan ( tarima kasih ngana si pula ngoi ngngromo dua)
4.
Terima
kasih kamu sudah mau menerima saya ( tarima kasih ngana ‘i tarima ngoi dua)
e.
Pernyataan
1.
Itu
salah saya. (ke ngi salah)
2.
Saya
cerobo (ngoi sabaranga)
3.
Maaf
saya lupa tentang hal ini (maaf ngoi sidioranga hal nenane)
4.
Saya
benar-benar malu (ngoi marah mode-mode)
5.
Maaf
saya menyulitkan kamu (maaf ngoi si kangela ngana)
6.
Maaf
saya datang terlambat (maaf ngoi sapolo tu’udu)
7.
Tidak
apa-apa (arou ‘ua)
f.
Waktu
1.
Jam
berapa sekarang? (jam barapa nangene?)
2.
Maaf
saya tidak punya jam (maaf ngoi kama jam ‘ua)
3.
Sekarang
jam tujuh (nagene jam tujuh)
4.
Hari
ini tanggal berapa (nangene tanggal barapa dua?
C.
Penyangkalan
1.
Saya
Bukan Arlita (Ngoi Arlita salah)
2.
Saya
Bukan Binantang (Ngoi Binatang salah)
3.
Bukan
saya yang makan (Ngoi oromo ua)
Ngoi
oromo ua = saya tidak makan
4.
Saya
tidak tahu apa yang terjadi hari ini (Ngoi to waro ua arou yang terjadi
nangene)
To
= kata bantu
5.
Saya
tidak berada di sekolah (Ngoi toma skolah ua)
Toma
= kata bantu penunjuk keterangan tempat
6.
Saya
tidak berda di rumah (saya toma wala ua)
Wala
= rumah
Soal Latihan
Terjemahkanlah
kalimat berikut ini dengan cara mencocokan jawaban yang sudah disediakan.
a.
Dari
Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Sahu
1.
Saya
sangat menyayangimu ............................................
2.
Saya
tidak tahu apa yang kamu inginkan ..........................
3.
Saya
tidak suka dengan apa yang kamu lakukan ...............
4.
Saya
bukan kamu ..........................................................
5.
Saya
tidak berada di kebun ............................................
b.
Dari
bahasa Sahu ke Indonesia
1.
Ngoi
sawini .................................................................
2.
Halo
sa’alo ngana manga habari? ...................................
3.
Ngana
dekoro lea? ........................................................
4.
Kuna
soma ngana taki kuda.............................................
5.
Ne
ngoi salah .............................................................
Pilihan jawaban yang diacak
a.
Dimana
tempat tinggalmu?
b.
Saya
lapar
c.
Halo
bagaimana dengan dirimu?
d.
Siapa
yang menyuruh kamu pergi ke kebun?
e.
Ini
bukan saya
f.
Halo
bagaimana kabarmu?
g.
Ngoi
toma kuda ua.
h.
Ne
Ngoi manga kuda
i.
Ngoi
dadalara ngana bahaya
j.
Ngoi
ne ngana salah
k.
Ngoi
nyasu ua re arou yang ngana a’a
l.
Ngoi
to waro ua arou yang ngana nyasu
m. Ngoi
to sahe ua re ngana
n.
Ne
kuna manga kuda?
Lengkapilah
kalimat berikut ini
1.
Sa
tidak pernah ke sekolah (Ngoi .....toma sekolah .....)
2.
Saya
sangat menyukaimu (ngoi ......... ngana...........)
3.
Datanglah
menemui saya di sini (sapolo ......ngoi....)
4.
Ini
kebun binatang (............. binatang ........... kuda)
5.
Ini
rumah saya (... ngoi ...... wala)
a)
Ne
manga
b)
Ne
manga
c)
Nyasu
bahaya
d)
Odi
ne
e)
Taki
ruara
Cocokanlah
kalimat berikut kedalam bahasa sahu yang sudah disediakan.
1. Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini. Sehingga ia telah mengaruniakan
anak-Nya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya pada tidaklah binasa
melainkan beroleh hidup yang kekal
- Masababu kenake Majou madutu ai dadalara toma dunia ne ma foloi lamo. Singadolo Una sipula ma ngoa ramoi na kenake karana akuna rana i mete Una, sanga budiga ua celolo du sanga ahu kasi ngadol-ngadol i’a.
- Masababu kenake Majou madutu ai dadalara donia ne ma lamo foloi. Singadolo Una si pula ramoi ma ngoa ke karana a kuna rana i mete Una, sanga budiga ua, celolo du sanga ahu kasi ngadol ngadol i’a.
- Masababu kenake Majou ma dutu manga dadalara duniane manga lamo. Singadolo Una si pula mangoa ramoi na kena ke karana akuna rana i mete Una, sanga budiga ua, celolo du sanga ahu kasi ngadol-ngadol i’a.
Cocokanlah
kalimat berikut kedalam bahasa Indinesia yang sudah disediakan
2. A kuna i mete Ngoi du sanga ahu kasi
ngadol-ngadol i’a
a.
Barang
siapa yang mengikut Aku mendapat hidup yang kekal
b.
Bersama
saya selalu mendapat hidup yang kekal
c.
Mengikut
saya berad dalam kehidupan yang kekal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar